Alasan Pembuatan Simulator Praktikum Polyacrylamid harus Berbasis Android
Alasan utama pemilihan pembuatan hasil jadi simulator polyacrylamid ke bentuk Android adalah background pekerjaan penulis. Penulis adalah seorang programmer bahasa pemrograman Java. Di mana mulai tahun 2008 sampai tahun 2012, penulis mendapat project membuat aplikasi simulator Fisika Eksperimen yang didistribusikan melalui web browser, dalam bentuk Java Applet. Pembuatan Applet tersebut menggunakan software yang dinamakan Greenfoot.
Berikut ini screenshot contoh aplikasi simulator Fisika Eksperimen buatan penulis yang berbentuk Java Applet:
Greenfoot adalah aplikasi PC pengolah gambar 2D yang penggunanya lebih ditekankan kepada penggunaan bahasa pemrograman. Selain untuk pengolahan gambar 2D, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat game 2D, yang dapat dijalankan di PC berupa file *.exe atau di eksport dalam bentuk Java Applet yang telah penulis sebutkan di atas.
Dikarenakan masalah keamanan, mulai tahun 2011, Applet mulai dilarang menjadi salah satu komponen halaman website. Meskipun diperbolehkan, terdapat serangkaian perizinan yang harus diberikan untuk Applet. Sehingga aplikasi Applet perlu diubah ke bentuk lain, yang penulis rasa paling cocok saat itu adalah ke bentuk Android.
Menginjak tahun 2012, dengan komputer PC sekuatnya, penulis mulai membangun library pengubah Greenfoot untuk Android Studio. Karena aplikasi smartphone Android ditulis dengan bahasa pemrograman Java, sama dengan Greenfoot, sehingga proses integrasi lebih mudah dari segi kode pemrogramannya.
Dan ternyata memang benar, perkembangan smartphone Android sangat pesat tahun 2013 di Indonesia. Hampir semua kalangan menggunakan device Android. Orang tua, anak muda, pengusaha, sosialita, dan sebagainya menggunakan device Android sebagai alat komunikasi, sekaligus gaya hidup mereka. Bahkan siswa sekolah, seperti di Samsung Smart Learing Class misalnya, menggunakan tablet Android sebagai alat belajar dan mengajar di kelas tersebut.
Hal ini terutama karena spesifikasi hardware dan kegunaan device Android telah setara dengan PC atau laptop. Selain dapat digunakan browsing data melalui internet, Android dapat digunakan untuk bermain game pelepas penat, baik itu game 2D maupun game 3D, dengan performa pengolahan gambar yang tidak kalah dengan bermain game di PC. Sehingga lambat laun dan pasti, orang akan lebih baik memilih device Android yang secara fisik lebih praktis, dibanding harus menggunakan laptop atau PC mereka.
Contohnya lainnya adalah perbandingan fungsi komputer laptop yang penulis gunakan untuk memproduksi aplikasi Computational Lab. Komputer ini menggunakan processor AMD A4-5000 APU dengan kecepatan 1.5GHz dan RAM 4GB.Sedangkan device Samsung Grand Duos, yang penulis gunakan sebagai uji coba aplikasi memiliki kecepatan processor 1.2GHz dan RAM 1.5GB. Dalam pembuatan aplikasi Android, biasanya terlebih dahulu penulis desain dan buat menggunakan Greenfoot di PC, baru setelah 80% jadi, penulis baru membuat ke versi Androidnya. Hal ni membuktikan secara kemampuan hardware, kecepatan frekuensi dan memori device Android, saat ini tidak kalah dengan kemampuan PC.
Selain itu library Greenfoot ke Android yang penulis buat, juga telah penulis gunakan untuk membuat mayoritas aplikasi yang penulis publikasikan melalui Computational Lab di Google Play Store. Sehingga contoh kualitas aplikasi yang menggunakan library tersebut dapat dilihat pada aplikasi-aplikasi berbasis gambar buatan Computational Lab.
Comments
Post a Comment